Ibu-ibu Maharaja Urban Farming menunjukkan hasil panen sawi hidroponiknya |
MUF berawal dari sebuah groups di media sosial yang beranggotakan beberapa orang penghoby tanaman, mereka saling diskusi soal hama penyakit, pupuk, perawatan tanaman, hingga cara berburu tanaman idamannya.
Ternyata MUF semakin melebar, dan anggotanya semakin banyak, mulai dari yang sekedar ingin memiliki tanaman bunga, sampai kolektor tanaman langka dengan harga mahal. Bahkan hidroponik menjadi salah satu target tanaman penghias halaman rumah sekaligus bermanfaat untuk kepentingan ibu-ibu di dapur.
Kami bercita-cita setiap anggota minimal memiliki 25 lubang netpot hidroponik, sehingga dengan jumlah anggota 100, setiap bulan akan panen sayuran sebanyak 2500 pcs. Ini akan menjadi kontribusi produksi sayuran yang luar biasa, minimal untuk linkungan sendiri.
Sebagai salah satu anggota yang telah memiliki instalasi hidroponik, secara rutin kami sosialisasikan kepada anggota dan lingkungan bahwa memproduksi sayuran sendiri yang sehat itu tidak sulit dan tidak mahal. Di halaman rumah, kami bangun instalasi hidroponik dengan diameter panjang dua meter, lebar satu meter dan tinggi1,5 meter dengan 110 lubang netpot. Kebun sayur dengan media tanam air ini juga sekaligus dijadikan proyek percontohan di lingkungan RW kami.
Saat ini kami menanam sawi atau pokcay, karena jenis sayuran ini mudah menanamnya dengan sistem hidroponik. Kami bisa panen setiap 35 hari sekali, dan hasilnya kami bagi-bagi kan ke tetangga dan sebagaian anggota komunitas MUF.
Untuk menanam sawi dengan 110 lubang netpot diperlukan air kurang lebih 100 liter, sedangkan kebutuhan pupuk AB mix sekitar 2.5 liter. Harga pupuk AB mix kurang lebih Rp 35.000,- per liter. Sedangkang bibit benih bisa beli di toko tanaman atau di super market dengan harga Rp 10.000,- kurang lebih 1.000 biji benih.
Upaya untuk menularkan hobby bertanam dilahan sempit ini, kami juga sering kali memberikan ilmu hidroponiknya untuk para anggota komunitas.
Kami selalu menanam sayuran jenis sawi atau pokcai, karena tanaman sayuran ini mudah merawatnya. Cukup dengan 30 atau 35 hari sayuran sawi sudah bisa dipanen. Biaya perawatan juga relatif murah.
Nikendiningrum, salah satu penggiat wanita di Depok Maharaja begitu antusias untuk ikut mengembangkan hidroponik, "Mantap, perlu terus dikembangkan menuju pemberdayaan ekonomi keluarga, dengan memanfaatkan lahan sempit pun jadi, sehingga setiap rumah, berdaya dalam menyediakan sayuran sendiri, sehat, murah, hemat" komentarnya yang dikirim via whatup (WA) usai ikut memanen sawi hidroponik pagi ini (24/1)
Senada dengan Niken, Drh Tety Nurbaety yang aktif dalam pendidikan prasekolah di Al-Ikhlash Junior Club langsung minta jadwal untuk diajarkan cara menanam hidroponik, "Pokoknya mantap, nanti kelompok ibu-ibu nya minta dibimbing juga dalam prakteknya (menanam hidroponik). Kolaburasi antara ibu-ibu posyandu dan majelis taklim" komentarnya saat ikut memanen sayuran sejenis lettuce ini.
(Slamet Riyanto)
0 Komentar